Sebelumnya Di Naruto 652
"Uchiha Obito, aku akan membuka topeng yang menutupi
wajahmu itu"
Sempat terdiam untuk beberapa saat, Obito kemudian
berkata, "Uchiha Obito katamu? Apa nama itu.. orang itu,
memiliki arti bagimu??" Obito sendiri seolah sudah tak
mengenal nama itu lagi. "Dengan bersatunya aku dengan
Juubi, aku mampu berpindah ke dimensi yang baru. Aku
bukan lagi manusia, aku adalah seseorang yang akan memimpin manusia menuju langkah selanjutnya."
"Tekad dan tubuhku sama seperti Rikudo Sennin. Akulah
Rikudo Sennin kedua." ucap Obito lagi. Naruto lalu
menunjuk tubuh Obito dengan telunjuk tangan kirinya dan
berkata, "Tidak, kau adalah Uchiha Obito."
Naruto Chapter 653 - Aku mengawasimu
"Ketika chakramu menusukku, aku bisa melihat masa lalumu."
ucap Naruto. "Cara kita tumbuh itu sama, begitu juga
dengan mimpi kita untuk menjadi hokage. Kita berdua
benar-benar mirip.. kita sama-sama tak tahu orang tua kita..
seseorang yang penting bagi kita mati.. itulah kenapa kau
berkata padaku kalau rasa kesepian adalah hal yang paling mengerikan.."
"Kau juga ingin seseorang mengakui keberadaanmu, itulah
kenapa kau ingin menjadi hokage. Setidaknya kau mirip
denganku. Tapi lihat kau yang sekarang! kau melawan
seluruh shinobi di dunia ini dan berkata kalau itu demi
kebaikan, namun pada kenyataannya itu hanya baik
menurutmu!! Tak seorangpun, bahkan orang yang kau anggap penting dalam hidupmu, akan mengakui mimpimu
ini.."
Obito terdiam, sementara Naruto terus melanjutkan kata-
katanya, "Sebelumnya kau punya mimpi yang sama
denganku, tapi sekarang kau menjadi kebalikan dari hokage!!
Kau mirip denganku, itulah kenapa.."
"Tidak.." ucap Obito. "Justru karena kau mirip dengankulah,
aku ingin supaya kau berpikir kalau dunia ini benar-benar
menyedihkan.." lanjutnya.
Untuk sesaat, Naruto dan Obito sama-sama terdiam. "Tidak.."
ucap Obito lagi. "Aku ingin merasakannya sekali lagi, kalau
jalan yang kupilih itu benar.. bertarung melawanmu.. aku
teringat akan diriku di masa lalu.. karena itulah aku ingin
mengujimu.. aku ingin melihat kau menyerah, dan kemudian
membuang semua idealismemu.."
"Karena kau sepertikulah ini menggangguku!!" ucap Naruto.
"Yang kau lakukan hanyalah mengabaikan semuanya dan lari
dari masalah!!"
"Tidak, aku melakukan apa yang akan hokage lakukan.
Bahkan lebih dari itu, karena aku akan membawa kedamaian
pada dunia ini." ucap Obito.
"Hah.." Naruto menghela nafas sejenak, lalu kemudian
bertanya lagi pada Obito, "Apa kau benar-benar berpikir
begitu? apa kau benar-benar serius berpikir seperti itu!?"
Obito tak menjawabnya, ia malah memejamkan mata dan
kemudian mengingat kenangannya dulu saat bersama
dengan Obito. Saat itu, Obito kecil sedang terluka, dan Rin
mengobati luka di pipi kanannya itu.
"Dengan membantuku, artinya kau menyelamatkan dunia
ini." ucap Obito.
"Eh?" Rin menatap dengan tatapan tidak mengerti, Obito
kemudian menjelaskan, "Yah, kau lihat, aku akan menjadi
hokage dan menghentikan perang ini. Kalau kondisiku tidak
baik, maka aku tak akan bisa melakukannya, kau mengerti,
kan?"
"Yah, agak rumit sih.." ucap Rin.
Lalu dengan wajah memerah, malu-malu, Obito berkata,
"Dan untuk melakukannya.. itu.. umm.. kau harus tetap
berada di sisiku dan mengawasiku.. seperti.. kau tahu kan.."
"Hmm???" Rin menatap wajah Obito sambil tersenyum,
sementara wajah Obito semakin memerah hingga tak bisa
melanjutkan kata-katanya lagi.
Kembali ke Obito yang sekarang, ia membuka matanya lagi
dan akhirnya menjawab pertanyaan Naruto, "Ya, kupikir
begitu.." ucapnya. "Kau tak perlu lagi berjalan tanpa tahu
arah ke mana kau akan pergi, karena di sana kau hanya akan
menemukan mayat teman-temanmu. Kalau saja seseorang
tahu ada cara singkat untuk mencapai kedamaian itu, orang itu pasti akan memilihnya. Tujuan seorang hokage adalah
untuk membawa kedamaian pada dunia ini kan.."
"Apa katamu??" Naruto merapatkan genggaman tangan
kanannya, lalu berkata pada Obito dengan tatapan mata
yang tajam, "Aku tak ingin mengetahui cara singkat itu.. aku
ingin menempuh jalan yang curam selangkah demi
selangkah.."
"Akankah kau mengatakan hal yang sama bahkan jika kedua
jalan itu memiliki tujuan yang sama?"
"Seseorang harus punya keberanian untuk menempuh jalan
yang curam itu." ucap Naruto. "Hokage adalah seseorang
yang menghadapi penderitaan, berjalan di depan semuanya,
seseorang yang membuka jalan agar semuanya bisa lewat.."
Naruto melangkah mendekati Obito, "Tak ada jalan pintas
untuk menjadi seorang hokage, dan setelah kau menjadi
hokage, kau tak bisa lagi lari dari posisimu.."
Obito kembali teringat akan masa lalu, waktu itu tampak Rin
sedang memerban telapak tangan kiri Obito yang terluka.
"Aku ceroboh, sampai-sampai ada debu masuk ke mataku.."
ucap Obito.
Rin menatap Obito dengan tatapan kesal. Obito sempat
terdiam, lalu kemudian ia tertawa, "Hahaha, seorang lelaki
tak akan disebut lelaki kalau tak punya beberapa luka di
tubuhnya. Luka ini bukan apa-apa.."
Rin masih saja menatap dengan tatapan kesal.
"Jangan bersikap sok kuat dan berpura-pura tak terjadi
apapun, aku mengawasimu." ucap Rin. "Kau sudah berjanji
padaku kalau kau akan menjadi hokage. Tak apa, aku juga
ingin menghentikan perang ini dan menyelamatkan dunia..
itulah kenapa aku memutuskan kalau aku akan tetap berada
di sisimu dan mengawasimu.. bukankah kau sendiri yang bilang kalau menolongmu sama halnya dengan
menyelamatkan dunia ini?"
"Yah.." Obito akhirnya menangis.
"Sekarang aku mengawasimu, kau tak bisa menyembunyikan
apa-apa lagi." ucap Rin."Ya.. ya!!" Obito masih menangis.
"Lakukan yang terbaik, Obito! Jadilah hokage yang keren
dan izinkan aku melihat bagaimana kau menyelamatkan
dunia ini. Janji ya.." Rin akhirnya tersenyum sambil memberi
Obito semangat.
"Ayo.." Rin kemudian menarik telapak tangan Obito dan
mengajaknya kembali ke tempat Kakashi dan guru Minato
sedang menunggu.
Obito terus mengingat saat-saat itu, mengingat saat-saat
ketika Rin memegang telapak tangannya..
"Kau bilang pada guru Kakashi kalau kau kesal dengan
ingatan dan perasaanmu pada temanmu dulu, namun ketika
kau menjadi jinchuriki dan hampir terhisap oleh kekuatan
itu, bukankah kau menahannya kembali karena kau tak ingin
kehilangannya??"
"Alasan kenapa kau bisa mengalahkan Juubi dan
mengendalikannya adalah karena kau tak ingin membuang
semua masa lalumu dan berusaha untuk mempertahankann
ya.. pada akhirnya, kau tak bisa membuang ingatan tentang
ayahku, guru Kakashi, dan orang yang dipanggil Rin itu, iya
kan? Jadi artinya kau masih tetap Obito meski kau sudah menjadi Jinchuriki Juubi.. apa aku salah?"
"Kau harus kembali ke sisi kami sebagai Uchiha Obito,
seorang shinobi Konoha, dan mengganti kerugian dari apa
yang telah kau perbuat. Kau hanya ingin lari dari semuanya..
Kalau saja Rin masih hidup, dia akan berkata, Jangan
berpura-pura kuat dan bersembunyi, aku mengawasimu..
kau hanya bisa jadi dirimu sendiri.. Jadi berhentilah berlari dan kembalilah ke sisi kami, Obito.."
Naruto menjulurkan tangannya, tanda perdamaian.
Akankah Obito meraihnya?
Bersambung ke Naruto Chapter 654