Terpaksa Kaya by Mario Teguh

TERPAKSA KAYA

Terpaksa Kaya bukanlah sesuatu hal yang baru. Karena semua orang yang menjadi betul-betul kaya, tidak pernah betul-betul menginginkan jadi orang kaya. Tetapi yang dilakukannya mau tidak mau dia dikayakan oleh Tuhan. Tidak ada istilah mengkayakan diri. Yang ada adalah istilah dikayakan. Karena hukum yang utama dalam kehidupan adalah sebab dan akibat. Marilah kita menjadi sebab dari akibat yang diinginkan. Kekayaan itu tidak hanya berupa uang. Tapi bisa jadi lebih dari uang. Misalnya kesetiaan, anak yang sholeh dan sehat. Semua itu adalah kekayaan. Kekayaan tidak harus dibeli dengan uang, Kekayaan itu ada harganya tetapi kita tidak tahu. Karena harga itu ditetapkan oleh Tuhan.

Tuhan memurahkan semua kekayaannya bagi yang dekat dengannya, dan Tuhan akan mencabut kekayaannya menjadi sangat mahal bagi yang mendustakan nikmat. Kekayaan timbul karena mensyukuri. Tidak mungkin ada orang kaya yang berakhlak buruk dan tidak mungkin ada orang yang berakhlak buruk menjadi kaya. Karena kualitas paling indah yang diberikan Tuhan adalah akhlak.

Berikut ini adalah cara membangun kehidupan berakhlak

1. Hiduplah dalam akhlak yang

2. Menauladankan akhlak, baik untuk diri sendiri maupun untuk ditampilkan “Ini lho kehidupan baik berakhlak”.

Mudah-mudahan dengan menauladankan keakhlakkan Anda, Tuhan mentenagai Anda sehingga Anda diberikan tenaga untuk mengharuskan kepatuhan kepada akhlak yang baik. Tidak semua harta itu merupakan rejeki, Tetapi ada rejeki yang sebetulnya yang kelihatan seperti rejeki. Padahal sebetulnya itu merupakan harta kepada seseorang yang hukumannya sedang ditangguhkan. Rejeki tidak sama dengan jumlah uang yang sebetulnya adalah tanda besarnya ukuran. Orang kaya itu berakhlak kalau kita mengerti arti akhlak dan kekayaan. Sebetulnya yang disebut kaya itu selalu berakhlak, Yang tidak berakhlak tidak bisa disebut kaya. Akhlak itu patuh kepada Tuhan bukan hanya di hati dan mulutnya, tetapi dalam prilakunya juga. Patuhlah kepada Tuhan dengan seutuh-utuhnya, supaya kekayaan kita diutuhkan, Kekayaan hati, Kekayaan tubuh, Kekayaan pikiran, Kekayaan kemanfaatan bagi kebaikan sesama dan alam. “Tuhan memurahkan semua kekayaan bagi orang yang dekat dengan-Nya karena kekayaan timbul jika kita mensyukuri.” Rejeki bukan hanya berupa uang, Tetapi kebaikan yang menjadi nikmat itu merupakan rejeki. Itu sebabnya jika seseorang masih mencari selain yang belum dimilikinya, dia akan diberi masalah untuk mensyukuri yang sudah dimilikinya. Kembalilah ke fitrah Fitrah kita itu kaya. Semakin mensyukuri diri sendiri, semakin kelihatan kekayaan yang sejati pada setiap diri kita. “Patuhlah kepada Tuhanmu dengan seutuhnya, agar kekayaan kita diutuhkan.” Terpaksa, Karena manusia mencari yang mudah. Lakukan yang terbaik dimana kita berada. Inginkan yang setinggi-tingginya, karena yang tidak Anda inginkan pun Tuhan sudah merencanakan akan terjadi. Tuhan sudah merencanakan Anda menjadi sebaik-baik manusia. Masalahnya adalah kita belum menjadikan diri sebaik-baiknya akhlak. “Jadilah sebaik-baiknya pribadi di tempat Anda berada sekarang, karena hal tersebut yang menjadikan terpaksa kaya.” Yang dilakukan Orang kaya yang sudah merasa berkecukupan, adalah bersyukur dan menggunakan kekayaannya bagi kebaikan bersama. Ia tidak lagi memperkaya diri seperti takut kekurangan. Orang-orang kaya yang tidak jujur, tidak punya batasan mengenai kekayaan yang cukup. Orang miskin bekerja keras untuk membangun kemandirian finansial. Kalau miskin tidak menghujat orang kaya, dalam membangun kemandirian finansial. Orang yang membenci kekayaan akan menjauhi kekayaan.

Orang yang membenci kekayaan dan orang kaya, tidak bisa belajar cara memperkaya diri, karena kita tidak mau menghormati orang lain. Darimana pun Anda berangkat jika tujuannya untuk kebaikan bersama Anda tidak mungkin rugi. Orang terpaksa kaya karena memperkaya orang lain. Orang yang tidak punya tetapi ingin memberi, akan dijadikan punya. Tuhan akan mendatangkan rejeki dari sudut-sudut yang tidak diduganya “Warisan berharga adalah sikap yang baik, mendekatkan kepada Tuhan, hormat kepada keluarga, kerja keras dan selalu bersyukur.” Orang kaya sebetulnya tidak takut kelihatan miskin, Karena dia tahu kalau dia kaya, dan dia merasa damai tidak harus cerita kalau dia kaya. Hanya orang yang minder dengan yang dimilikinya yang pandai. Justru orang-orang bekerja tidak menjadi kaya, tetapi yang dilakukannya akan memperkayanya. Tidak khawatir dia berubah karena menjadi kaya bukan tujuannya. Dia tahu kalau dia kaya akan mendatangkan kebaikan bagi orang lain, menjadi berguna bagi orang lain, karena diijinkan jadi berguna.

Kesimpulan: Jika Anda kaya berarti ada kemampuan untuk membeli. Kalau ada kemampuan untuk membeli berarti ada harga yang harus dibeli. Selain ada harga yang harus dibeli, berarti ada juga yang gratis. Dalam pertukaran antar manusia ada yang gratis, sedangkan dari Tuhan semuanya gratis. Tuhan Maha adil sehingga Anda tidak mungkin rugi ketika membutuhkan orang lain. Orang yang menguntungkan orang lain pamrihnya akan dibayar oleh Tuhan. Jadi tidak ada orang bekerja tanpa pamrih. Orang yang dikayakan oleh Tuhan dalam kehidupan yang indah ini berarti kerjanya ikhlas. Sebelum mampu melakukan sesuatu yang gratis untuk banyak orang, Anda harus membuktikan bahwa Anda mampu secara insan ekonomi melalui pendidikan yang tinggi, melalui pengalaman eksekutif yang super, melalui kemampuan membangun organisasi yang baik. Lalu orkestrakan itu semua menjadi sebuah pelayanan yang indah, yang menguntungkan banyak orang, tanpa Anda minta uang. Mudah-mudahan dengan keikhlasan itu ditetapkan bagi Anda bahwa Anda masuk dalam golongan yang dikayakan oleh Tuhan, Bukan hanya di dunia tetapi juga diakherat.